Chrysophyllum cainito | Sawo Bludru | Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Ordo: Ebenales Famili: Sapotaceae Genus: Chrysophyllum Spesies: Chrysophyllum cainito | Tumbuhan : Sawo Bludru merupakan tanaman yang banyak digunakan sebagai pohon hias dan buahnya juga dapat dikonsumsi. Akar : Tanaman Sawo Bludru memiliki akar tunggang Batang : Sawo Bludru memiliki pohon yang selalu hijau dan tumbuh cepat, tinggi hingga 30 m, dengan batang berkayu, silindris, tegak, pepagan berpermukaan kasar berwarna coklat, abu-abu gelap sampai keputihan; dengan banyak bagian pohon yang mengeluarkan lateks getah putih yang pekat manakala dilukai. Daun : Sawo Bludru memiliki daun tunggal berwarna coklat-keemasan (chrysophyllum berarti daun yang berwarna keemasan), karena bulu-bulu halus yang tumbuh terutama di sisi bawah daun dan di rerantingan; permukaan atasnya lekas gundul dan berwarna hijau cerah. Duduk daun berseling, memencar, bentuk lonjong sampai bundar telur terbalik, 3-6 x 5-16 cm, seperti kulit, bertangkai 0,6-1,7 cm panjangnya. Bunga : Sawo Bludru memiliki sistem perbungaan yang terletak di ketiak daun, berupa kelompok 5-35 kuntum bunga kecil-kecil bertangkai panjang, kekuningan sampai putih lembayung, harum manis. Kelopak 5 helai, bundar sampai bundar telur; mahkota bentuk tabung bercuping 5, bundar telur, panjang sampai 4 mm Buah : Sawo Bludru termasuk dalam jenis buah buni yang berbentuk bulat hingga bulat telur sungsang, berdiameter 5–10 cm, dengan kulit buah licin mengkilap, coklat keunguan atau hijau kekuningan sampai keputihan. Kulit agak tebal, liat, banyak mengandung lateks dan tak dapat dimakan. Daging buah putih atau keunguan, lembut dan banyak mengandung sari buah, manis, membungkus endokarp berwarna putih yang terdiri dari 4-11 ruang yang bentuknya mirip bintang jika dipotong melintang. Biji 3-10 butir, pipih agak bulat telur, coklat muda sampai hitam keunguan, keras berkilap Fakta menarik : Buah dari Sawo Bludru bisa dikonsumsi secara langsung saat sudah matang, atau diolah menjadi minuman dan es krim. Ini juga cocok dikonsumsi oleh para penderita diabetes hingga penyakit rematik. Meski cara pengolahannya berbeda, kulit kayu, getah dan bijinya juga memiliki khasiat yang sama. Kulit kayunya bahkan dimanfaatkan sebagai bahan dasar obat batuk hingga obat kuat. |